
Perjalanan Makan Siang dan Berlibur di Balikpapan
Saat waktu menunjukkan siang yang mulai memasuki sore, kami ingin melakukan perjalanan ke salah satu pantai yang terletak di Balikpapan. Namun sebelum itu, kami ingin mengisi perut dengan makan siang terlebih dahulu.
Setelah berkendara beberapa saat, akhirnya kami tiba di tempat makan yang menjadi tujuan kami. Kami pernah makan di sana sebelumnya dan masih ingat akan lezatnya ikan bakar yang disajikan. Tempat makan tersebut bernama Haur Gading, yang berada di Pasar Inpres Kebun Sayur. Kami berencana untuk memesan ikan patin dan juga udang bakar yang besar-besar.
Informasi Singkat Tentang Pasar Inpres Kebun Sayur
Meskipun namanya Kebun Sayur, pasar ini tidak menjual sayuran. Pasar Inpres Kebun Sayur lebih dikenal sebagai pusat oleh-oleh khas Kalimantan. Di dalamnya banyak toko yang menjual kerajinan tangan, aksesoris, pernak-pernik motif Dayak, kain tenun, hingga camilan lokal. Selain itu, di bagian dalam pasar juga banyak toko yang menjajakan perhiasan seperti emas, perak, batu permata, termasuk berlian yang harga jualnya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Pengalaman Makan di Rumah Makan Haur Gading
Ketika sampai di Rumah Makan Haur Gading, ternyata ikan patin yang biasa kami pesan sudah habis. Namun, kami tidak terlalu kecewa karena ada ikan trakulu yang ukuran potongannya cukup besar. Tampilan ikan trakulu yang berwarna kuning keemasan di atas panggangan sangat menggugah selera. Harum dari asap bakaran ikan dan bumbu yang terkaramelisasi membuat kami semakin lapar.
Di dekatnya juga tersedia banyak stok udang bakar berwarna orange terang dan berukuran besar. Kami pun memesan dan memilih tempat duduk. Ketika makanan datang, rasanya sesuai dengan ekspektasi. Ikan trakulunya segar, sedangkan udangnya manis. Kami menikmati makanan dengan sambal merah pedas yang dicampur racah mangga.
Makanan yang lezat membuat kami makan dengan penuh semangat, terutama karena perut sedang kosong. Keadaan warung makan yang sederhana tanpa AC dan kepulan asap dari bakaran ikan di luar yang masuk ke dalam membuat kami makan hingga keringat. Namun, sensasi ini justru menambah kesenangan. Kami bahkan memesan tambahan porsi karena sangat menikmati hidangan tersebut.
Makan Durian di Pinggir Jalan
Setelah selesai makan, kami melanjutkan perjalanan menuju pantai. Di tengah jalan, kami melipir ke penjual durian. Durian yang dijajakan di pinggir jalan memiliki ukuran kecil dan jumlahnya banyak. Meski ukurannya kecil, rasanya manis. Dagingnya tidak terlalu tebal dan bijinya cukup besar, tetapi rasanya tetap enak. Ada durian yang berwarna kuning dengan rasa legit dan lebih manis. Anak bungsu senang sekali memakannya, sementara anak sulung tidak terlalu antusias karena lebih suka durian yang tebal dagingnya.
Perjalanan ke Pantai Kemala
Setelah puas makan durian, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Kemala. Kami berharap bisa melihat sunset. Ketika sampai di portal masuk Pantai Kemala, kami harus membayar karcis sebesar Rp15.000 untuk kendaraan roda empat. Tidak ada biaya tambahan untuk orang, sehingga cukup murah.
Karena liburan, mencari tempat parkir cukup sulit. Setelah berputar-putar, akhirnya kami mendapat tempat parkir. Kami tiba di Pantai Kemala pada pukul setengah lima sore, tetapi cuaca masih terik seperti siang hari. Banyak pengunjung yang bermain di pantai.
Menikmati Pemandangan di Kampoeng Pasir
Anak bungsu ingin langsung bermain di pantai, tetapi karena panas yang masih menyengat, kami memilih untuk bersantai di Kampoeng Pasir, sebuah resto dengan pemandangan Pantai Kemala. Tempat ini bersih dan nyaman dengan area outdoor dan semi indoor. Kami memilih duduk di area semi indoor yang berbentuk rumah joglo. Udara di dalam cukup sejuk karena hembusan angin laut.
Karena perut masih kenyang, kami hanya memesan minuman dan snack. Saat menunggu pesanan, anak bungsu tidak sabar ingin bermain di pantai. Akhirnya, kami menemani meski harus berpanas-panasan.
Pantai Kemala di depan Kampoeng Pasir cukup bersih dengan pasir putih dan ombak yang tenang. Area pantainya cukup luas, cocok untuk bermain keluarga. Meski biasanya ada perahu nelayan, di sini justru banyak kapal pengangkut batubara.
Kesimpulan Perjalanan
Anak bungsu senang berlarian dan bermain di pantai. Melihat kebahagiaan mereka, kami merasa senang bisa membawanya ke sana. Hari semakin sore, dan cahaya matahari mulai redup. Kami berharap bisa melihat sunset, tetapi awan tebal menghalangi. Akhirnya, kami kembali ke tempat duduk. Pesanan makanan telat datang karena banyak pengunjung, tetapi kami tetap merasa puas.
Perjalanan sore hari di Pantai Kemala memberi pengalaman yang menyenangkan. Semoga di lain waktu, kami bisa mengunjungi pantai lainnya di Balikpapan.
0 Response to "Menghabiskan Sore di Pantai Kemala Balikpapan"
Posting Komentar