Kondisi Pasien Korban Kebakaran Panti Werdha Damai Manado
Pasien korban kebakaran Panti Werdha Damai Manado masih ada yang dirawat di rumah sakit. Ada 16 pasien yang sempat dirawat di RSUD Manado, namun kini tinggal 10 orang yang menjalani perawatan. Dari seluruh pasien yang dirawat, ternyata ada 2 lansia yang tidak memiliki keluarga.
Panti Werdha Damai Manado adalah panti jompo yang ditinggali para lansia. Panti yang berada di Ranomuut, Kecamatan Paal 2, Manado Sulawesi Utara (Sulut) itu terbakar pada Minggu 28 Desember 2025. Puluhan penghuni menjadi korban. Di mana ada 16 orang meninggal dunia dan 16 lansia lainnya dirawat di rumah sakit.
Fakta terbaru dari kebakaran Panti Werdha Damai ini soal kondisi para korban yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Manado. Saat ini RSUD Manado masih merawat 10 dari 16 pasien korban kebakaran Panti Werdha Damai Ranomuut. Direktur RSUD Manado, dr. Hesky Lintang, mengatakan para pasien masuk secara bertahap. Sebanyak 14 pasien pertama kali dibawa ke RSUD Manado.
“Total pasien yang kami rawat ada 16 orang. Awalnya masuk 14, lalu masuk lagi dua,” ujar dr. Hesky, Selasa (30/12/2024). Dari jumlah tersebut, satu pasien sempat dirujuk ke RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou karena memiliki riwayat penyakit jantung. Setelah dirawat intensif, pasien tersebut telah kembali ke rumah dan berkumpul bersama keluarganya. Selain itu, empat pasien lainnya juga telah dipulangkan dan dijemput oleh keluarga masing-masing.
Satu dari 10 pasien yang masih dirawat, Ang Soei Lan, mengalami luka bakar dengan luas sekitar 40 persen. Meski demikian, kondisi pasien berangsur membaik berkat penanganan intensif dari tim medis. "Awalnya kami rencanakan untuk dirujuk. Namun melihat perkembangannya cukup baik, kemungkinan akan dirawat lanjutan di sini,” jelasnya. Sementara itu, kondisi pasien lainnya secara umum tergolong stabil. Hanya saja, sebagian besar mengalami gangguan pola tidur akibat trauma pascakebakaran. “Kalau yang lain sebenarnya kondisinya cukup baik, hanya terganggu pola tidurnya karena trauma,” katanya.
dr. Hesky juga mengungkapkan bahwa dari seluruh pasien yang dirawat, terdapat dua orang lansia yang tidak memiliki keluarga. Pihak rumah sakit saat ini masih berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait terkait penanganan lanjutan bagi kedua pasien tersebut.
Pesan Kevin Supit, Cucu Tiri Urus Jenazah Opa yang Jadi Korban Kebakaran Panti Werdha Manado
Kevin Supit (24) berdiri sendiri di ruang jenazah RS Bhayangkara Manado Selasa 30 Desember 2025. Selasa siang itu Kevin harus mengurus kepergian orang yang paling berjasa dalam hidupnya. Kevin adalah cucu tiri dari Herry Lombogia (70), salah satu korban kebakaran Panti Werdha Damai Manado, Minggu 28 Desember 2025. Herry, warga Kelurahan Winangun Satu, Kecamatan Malalayang, menjadi satu dari korban yang jasadnya berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga. Seluruh proses pengurusan jenazah dilakukan Kevin seorang diri. Dari memastikan identitas opa Herry, menunggu peti mati disiapkan, hingga menyelesaikan administrasi rumah sakit.
Pantauan Tribun Manado, Kevin tampak mondar-mandir di ruang jenazah, memastikan jasad sang opa benar-benar ada di sana. Kepada Tribun Manado, Kevin mengungkapkan bahwa sejak kecil ia hidup dalam asuhan sang opa. Kedekatan itu membuat kepergian Herry Lombogia terasa seperti kehilangan orang tua sekaligus pelindung. “Saya dibesarkan opa,” ucap Kevin lirih. Di tengah duka, Kevin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses identifikasi hingga pemakaman. “Terima kasih, karena penguburan sudah disediakan,” katanya. Namun sebelum beranjak, Kevin menyampaikan satu pesan yang keluar dari kedalaman hatinya. “Kalau kalian masih punya orang tua, urus mereka. Jangan titipkan di panti, selama masih mampu,” katanya sambil meneteskan air mata.
Lanjut Kevin, alasannya tak bisa mengurus sang opa karena ia hanya ngekos. “Kalau saya, cuma ngekos. Saya tidak mungkin urus opa,” aku Kevin. Awalnya Tak Tahu Opanya Masuk Panti Werdha. Ia menuturkan, awalnya tak tahu opanya masuk panti Werda. Yang ia tahu, sang opa masuk rumah sakit karena sakit stroke. "Ternyata sudah ke panti Werda," katanya. Selama di rumah sakit, kata dia, Kevin rajin dihubungi sang opa. Suatu kali, ponsel sang opa hilang. "Sampai pinjam hape perawat," katanya. Dirinya terhitung rajin menyambangi Panti Werda untuk mengunjungi sang kakek. Setiap melihatnya, sang kakek merasa senang. "Saya pun senang," kata dia. Namun keduanya alami lost kontak. Tahu Opanya Meninggal dari Medsos. Kevin mengetahui kabar opanya meninggal dunia dari medsos. Seorang temannya memberi tahu tentang kebakaran panti Werda tempat opanya jalani perawatan. Jenazah Herry sesungguhnya sulit dikenali secara fisik. Tapi Kevin mengenali kalung sang opa. Ia menunjukkan kalung tersebut dan foto sang opa memakai kalung itu. "Saya kenal kalungnya," kata dia. Dalam kesempatan itu, ia berterima kasih pada banyak pihak yang sudah membantu identifikasi sang opa. "Terima kasih karena penguburan sudah disediakan," katanya. Sebuah pesan lagi ia sampaikan. Kali ini terasa emosional. Kevin tak mampu membendung air matanya. Meski hubungan darah mereka tak dekat, Kevin menegaskan tanggung jawab itu ia jalani sepenuh hati. “Saya cuma cucu tiri,” ujarnya singkat.

4 Jenazah Teridentifikasi
Sebanyak empat dari 16 jenazah korban jiwa dalam kebakaran Panti Werdha Damai di Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Manado, Sulut, berhasil diidentifikasi oleh Polda Sulut. Empat nama tersebut disebut dalam konferensi pers di rumah sakit Bhayangkara Manado, Selasa (30/12/2025). Keempatnya adalah: Herry Lombogia (70) alamat Kelurahan Winangun Satu, Kecamatan Malalayang, Manado. Jansen Maringka (65) alamat Kelurahan Ranotana, Kecamatan Sario. Oli Klara Kemur (85) alamat Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua. Merry Baramuli Dengah (83) alamat Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua.
Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Alamsyah P. Hasibuan melalui Kabid Dokkes Kombes Pol Tasrif menuturkan, identifikasi berhasil dilakukan setelah pihaknya berhasil mencocokkan ante mortem dan post mortem. "Kami bekerja sejak pukul delapan malam untuk mencocokkan data ante mortem dari keluarga dan pos mortem dari hasil penyelidikan dan selanjutnya dilakukan rekonsiliasi," katanya. Ia menuturkan jenazah keempat korban teridentifikasi melalui medis dan properti dengan jenazah. Ungkap dia, keempat jenazah akan diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan di pekuburan Pemkot Manado. Untuk 12 jenazah lainnya, kata dia, tengah dalam proses identifikasi. "Kami tengah memeriksa DNA," kata dia. Ia menuturkan, waktu pemeriksaan selama dua pekan.

0 Response to "Dokter RSUD Manado: Dua Lansia Korban Kebakaran Panti Werdha Damai Tidak Punya Keluarga"
Posting Komentar