Apa Jika Hutan Diganti Sawit?

Dampak Perkebunan Kelapa Sawit pada Lingkungan dan Masyarakat

Pernyataan Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, dalam pidatonya di Musrenbangnas RPJMN 2025—2029 menimbulkan reaksi dari aktivis lingkungan. Ia menyatakan ingin melakukan ekspansi perkebunan kelapa sawit dan menyangkal deforestasi, bahkan menyamakan kelapa sawit dengan pohon di hutan. Pertanyaannya, apakah hutan dan perkebunan kelapa sawit bisa dianggap sama? Berikut adalah beberapa dampak nyata yang terjadi akibat perluasan perkebunan kelapa sawit.

1. Dampak pada Aktivis dan Masyarakat Adat

Industri minyak kelapa sawit sering kali terlibat dalam kasus korupsi, penggusuran paksa, dan perampasan tanah. Hal ini memicu konflik dengan warga sekitar, termasuk masyarakat adat. Selain itu, kerja paksa, pekerja anak, dan pelanggaran hak-hak pekerja juga menjadi masalah besar. Pada 2016, Amnesty International menemukan bahwa anak perusahaan Wilmar International menggunakan tenaga kerja paksa dan anak-anak di bawah umur untuk bekerja di perkebunan sawit. Mereka sering terpapar bahan kimia beracun. Bahkan, masyarakat adat, petani, dan aktivis juga menjadi korban kriminalisasi dan bahkan dibunuh hanya karena ingin mempertahankan tanah adat mereka.

2. Deforestasi dan Perubahan Iklim

Malaysia dan Indonesia menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, mencapai 85 persen. Penggunaan lahan yang sangat boros membuat deforestasi hutan hujan semakin masif. Menurut studi yang diterbitkan dalam Nature Communications, mengganti hutan hujan dengan perkebunan kelapa sawit bisa melepaskan 61 persen karbon dioksida ke atmosfer. Setiap 1 hektar hutan hujan yang dibabat habis melepaskan 174 ton karbon dioksida. Hutan hujan menyediakan sekitar 28 persen oksigen dunia, sehingga deforestasi berdampak langsung pada kehidupan manusia.

3. Habitat Orangutan Terancam Punah

Penggundulan hutan untuk memenuhi permintaan minyak kelapa sawit membuat populasi orangutan menurun drastis dalam waktu 10 tahun. Orangutan diklasifikasikan sebagai hewan yang sangat terancam punah oleh WWF. Menurut laporan The Orangutan Project, populasi orangutan mengalami penurunan hingga 50 persen dalam 1 dekade terakhir. 80 persen habitatnya sudah hilang, dan para ahli memperkirakan bahwa orangutan bisa punah di alam liar dalam 25 tahun jika deforestasi terus berlanjut.

4. Warga Sekitar Kehilangan Sumber Hidup

Human Rights Watch meliput masyarakat yang wilayahnya terdampak pembukaan lahan kelapa sawit. Salah satunya Ibu Leni dari Desa Semunying Bongkang, Kalimantan Barat, mengaku tidak bisa membuat dapurnya tetap ngebul karena adanya pembukaan lahan. Masyarakat sekitar kesulitan mencari bahan makanan atau bahan untuk menenun. Kasus ini menunjukkan bahwa masyarakat yang tadinya mandiri kini terpaksa menjadi pekerja di perkebunan kelapa sawit dengan upah rendah.

5. Rusaknya Keanekaragaman Hayati

Permintaan minyak kelapa sawit meningkatkan pengolahan lahan secara global. Di negara-negara pengekspor utama, lebih dari 270.000 hektar hutan tropis dikonversi setiap tahunnya. Hutan hujan Malaysia dan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi, rumah bagi ratusan spesies mamalia dan burung yang terancam punah. Studi tahun 2008 yang diterbitkan di Nature menemukan bahwa hutan primer dan sekunder dialihkan menjadi kelapa sawit mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati yang signifikan. Hampir tiga perempat spesies burung dan kupu-kupu punah.

6. Pencemaran Air dan Tanah Akibat Zat Kimia

Pabrik minyak kelapa sawit menghasilkan limbah yang mencemari sumber air. Limbah yang dibuang sembarangan mencemari sungai dan tanah, berdampak pada keanekaragaman hayati dan manusia. Perkebunan kelapa sawit menggunakan pestisida dan pupuk kimia secara masif, yang dapat mencemari air permukaan dan air tanah. Beberapa produsen kelapa sawit membuang residu minyak sawit ke saluran air, yang mencemari lingkungan.

Perdebatan tentang industri kelapa sawit masih terus berlangsung. Kubu pro melihatnya sebagai bentuk pembangunan ekonomi, sementara kubu kontra menilai industri ini sebagai penyebab utama deforestasi dan konflik sosial. Dengan demikian, penting untuk memahami dampak nyata dari perluasan perkebunan kelapa sawit terhadap lingkungan dan masyarakat.

0 Response to "Apa Jika Hutan Diganti Sawit?"

Posting Komentar